Sistem Basis Data (Database) terbagi menjadi tiga, pertama basis data stand alone, basis data terpusat (centralized database), dan basis data terdistribusi / tersebar. Basis data terdistribusi adalah keterhubungan dari kumpulan-kumpulan data yang digunakan bersama-sama, dan didistribusikan melalui suatu jaringan komputer. Data base terdistribusi merupakan sebuah konsep dimana data ditempatkan dibanyak (lebih dari satu) lokasi tetapi menerapkan suatu mekanisme tertentu untuk membuatnya menjadi satu kesatuan basis data. Penerapan basis data terdistribusi cocok untuk suatu organisasi/perusahaan yang besar (dengan banyak cabang di berbagai kota) semisal BANK.
Sebuah sistem basis data terdistribusi hanya mungkin dibangun dalam sebuah sistem jaringan komputer. Dalam sebuah sistem jaringan komputer kita mengenal adanya Topologi , yang akan menentukan bagaimana konfigurasi/keterhubungan antara satu simpul jaringan (node/site) dengan simpul-simpul lainnya. Setiap simpul, dalam kaitannya dengan sistem basis data terdistribusi mewakili sebuah server, yang memiliki disk dengan sistem basis data sendiri (lokal). Setia server ini juga membentuk sebuah LAN (Local Area Network) sendiri untuk mengakomodasi sejumlah workstation dan sekaligus user lokal.
Dalam sebuah sistem basis data terdistribusi seperti itu ada 2 jenis transaksi yang mungkin terjadi :
1. Transaksi lokal. Transaksi yang mengakses data pada suatu simpul (mesin/server) yang sama dengan simpul dari mana transaksi tsb. Dijalankan.
2. Transaksi global. Transaksi yang membutuhkan pengaksesan data di simpul yang berbeda dengan simpul di mana transaksi tsb dijalankan, atau transaksi dari sebuah simpul yang membutuhkan pengaksesan data ke sejumlah simpul lainnya.
Ada beberapa pendekatan yang berkaitan dengan penyimpanan data/tabel dalam sebuah sistem basis data terdistribusi yaitu:
1. Replikasi. Sistem memelihara sejumlah salinan/duplikat tabel-tabel data. Setiap salinan tersimpan dalam simpul yang berbeda, yang menghasilkan replikasi data
2. Fragmentasi. Data dalam tabel dipilah dan disebar kedalam sejumlah pragmen. Tiap pragmen disimpan disejumlah simpul yang berbeda-beda. Fragmentasi data ini dapat berbentuk fragmentasi horizontal (pemilahan record data) atau fragmentasi vertikal (pemilihan field/atribut data)
3. Replikasi dan Fragmentasi. Merupakan kombinasi dari kedua hal sebelumnya. Data/tabel dipilah dalam sejumlah fragmen. Sistem lalu mengelola sejumlah salinan dari masing-masing fragmdistren tadi disebuah simpul.
B. Karakteristik Basis Data Terdistribusi
Berikut karakterisitik basis data terdistribusi:
1. Data disimpan di sejumlah tempat
2. Prosessor pada tempat yang berbeda tersebut dihubungkan dengan jaringan komputer
3. Sistem basis data terdistribusi bukan terdiri dari sekumpulan file yang berada pada berbagai tempat tetapi pada sebuah basis data di berbagai tempat
4. Setiap tempat secara mandiri memproses permintaan user yang membutuhkan akses ke data di tempat tersebut dan juga mampu untuk memproses data yang tersimpan di tempat lain.
C. Keuntungan Dan Kerugian Basis Data Terdistribusi
Penerapan sistem basis data terdistribusi yang baik dan benar akan menghasilkan keuntungan-keuntungan berikut ini:
1. Pembagian (Pemakaian Bersama) Data dan kontrol yang tersebar
Setiap user pada suatu lokasi (simpu) dapat mengakses data yang berada dilokasi lainnya, sama halnya dengan user-user pada lokasi tempat data tersebut berada.
2. Kehandalan dan ketersediaan
Jika ada sebuah simpul mengalami kerusakan, simpul/lokasi yang lain akan tetap dapat beroperasi . apalagi jika dalam sebuah sistem terdistribusi digunakan mekanisme replikasi (penduplikasian data antar simpul), maka ketersediaan data akan tinggi.
3. Kecepatan Query
Jika sebuah query melibatkan data disejumlah lokasi/simpul, maka query tersebut dapat dipilah ke sejumlah subquery yang akan dijalankan disimpul-simpul yang bersesuaian. Hal ini berdampak pada kecepatan dalam mendapatkan hasil query.
4. Otonomi Local
Pendistribusian sistem mengizinkan sekelompok individu dalam sebuah perusahaan untuk melatih pengawasan lokal melalui data mereka sendiri. Dengan kemampuan ini dapat mengurangi ketergantungan pada pusat pemrosesan.
5. Efesiensi dan Flexibel
Data dalam sistem distribusi dapat disimpan dekat dengan titik dimana data tersebut dipergunakan. Data dapat secara dinamik bergerak atau disalin, atau salinannya dapat dihapus.
6. Pengawasan Distribusi dan Pengambilan Data
Jika sejumlah site yang berbeda dihubungkan satu sama lain, lalu seorang pemakai yang berada pada satu site dapat mengakses data yang tersedia pada site lain. Sebagai contoh : sistem distribusi pada sebuah bank memungkinkan seorang pemakai pada salah satu cabang dapat mengakses data cabang lain.
Sedangkan kelemahan utama sistem basis data terdistribusi terletak pada meningkatnya kompleksitas yang diperlukan untuk menjamin koordinasi yang baik diantara simpul-simpul yang terlibat. Peningkatan kompleksitas ini berbentuk/berakibat:
1. Biaya pembangunan perangkat lunak.
Implementasi sistem basis data terdistribusi tentu akan lebih sukar, sehingga perlu biaya lebih besar.
2. Potensi Bug (Sumber kesalahan program) yang lebih besar atau banyak.
Karena simpul-simpul dalam sistem basis data terdistribusi beroperasi secara paralel maka akan lebih sulit menjamin kebenaran algoritma/program.
3. Peningkatan waktu proses
Waktu untuk pertukaran data dan tambahan komputasi yang diperlukan untuk mengupayakan koordinasi antar simpul merupakan beban tambahan (overhead) yang tidak dijumpai dalam sistem basis data terpusat (centralized)
4. Biaya pemrosesan tinggi
Perubahan pesan-pesan dan penambahan perhitungan dibutuhkan untuk mencapai koordinasi antar site. Dalam memilih sebuah disain untuk system database, perancang harus mengimbangi keuntungan dan kerugian dari database terdistribusi.
5. Kompleksitas Manajemen
6. Kontrol Integritas dan keamanan lebih sulit
7. Sulitnya Standarisasi
8. Menambah Kebutuhan Penyimpanan
No comments:
Post a Comment